Search This Blog

Sunday, November 7, 2021

Tugas 1.2.a.3. Mulai dari diri - Nilai dan Peran Guru Penggerak



  1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat mempengaruhi diri Anda di masa sekarang?

Momen kurang menyenangkan yang terpatri erat pada benak dan tidak pernah hilang hingga saat ini terjadi ketika saya kelas 3 SMP kurang lebih saat itu berusia 14 tahun. Saat itu pembagian raport oleh wali kelas, seorang guru senior, memanggil satu demi satu kami untuk menerima laporan hasil belajar. Ketika itu masih ada sistem peringkat atau rangking. Karena nama saya berawalan huruf A, maka saya mendapatkan giliran awal. Alhamdulillah saat itu peringkat saya bagus karena masuk 5 besar dikelas meski dalam keseharian sama sekali tidak terlihat dan tidak menonjol.  Namun hasil ulangan memuaskan. Tidak ada ucapan selamat ataupun kalimat penyemangat lain dari wali kelas saya waktu itu.

Kemudian panggilan berikutnya adalah teman saya yang berinisial SD, tepat di bawah saya urutan nomor absennya. SD terkenal pintar dan biasanya mendapatkan rangking yang bagus. Ketika SD menerima raport wali kelas wali kelas memberitahu tentang rangking yang dia dapat dan kemudian menanyakan kenapa kamu kok bisa kalah sama dia sambil pandangan beliau mengarah ke saya. Saya ingat betul pandangan beliau ke saya saat itu terasa tidak nyaman dan kalimat yang beliau ucapkan membekas hingga sekarang. Saat itu sungguh saya begitu nelangsa. Saya merasa seperti tidak berharga dan tidak layak untuk dihargai meski nilai cukup bagus. Saya merasa makin minder karena dari keluarga sangat biasa, tidak populer, dan berasal dari desa. Kebetulan memang teman saya itu berasal dari keluarga yang cukup berada, kategori selebriti di sekolah saya pada jamannya dan murid yang pintar dengan penampilan fisik yang bagus juga. Saya berpikir ada perlakuan yang berbeda. Mengapa saya mendapatkan perlakuan yang tidak sama? Apa salah saya? Itulah pertanyaan yang ada dikepala saya saat itu.

Sedangkan momen berkesan saya adalah saat saya kuliah semester di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Malang. Sebagai mahasiswa dari desa dan bukan siapa-siapa saya merasa minder tapi berusaha menutupinya. Di akhir semester 3 saat penerimaan kartu studi saya melihat bahwa hasil dari mata kuliah Reading 3 mendapatkan nilai A dengan total perolehan nilai tertinggi dikelas. Buat saya itu seperti hampir mustahil, karena pada saat dosen pengajar mata kuliah tersebut terkenal sangat killer dan bahkan kita siap-siap untuk mengulang. Sedangkan kelas saya waktu itu kumpulan mahasiswa yang aktif dan terkenal pandai-pandai. Momen itu merupakan titik balik dari rasa minder menjadi lebih sedikit percaya diri. Dari merasa tidak bisa menjadi ternyata sebenarnya saya bisa.


Momen-momen tertentu di masa sekolah masih dirasakan hingga sekarang karena karena pada masa itu adalah masa-masa pembentukan jati diri, masa-masa dimana seorang individu mulai menyadari membutuhkan pengakuan. Memori-memori tersebut masih terpatri jelas di ingatan karena sangat melukai perasaan dan karena memberikan fakta yang menyenangkan tentang diri yang tak terpikirkan sehingga hal tersebut membekas di pikiran. Sesuatu yang sangat menyenangkan  memberikan emosi yang positif saat menjadi dewasa. Emosi positif ini dapat merangsang tumbuhnya semangat dan rasa bahagia. Sedangkan sesuatu yang tidak menyenangkan akan memberi efek negatif, namun juga mampu memotivasi karena ingin membuktikan diri bahwa kita layak untuk dihargai


2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?

Menurut saya peran guru adalah adalah among yang bisa menjadi panutan atau memberikan contoh yang positif serta mampu memotivasi anak didiknya. Guru juga harus mampu menghargai dan mengapresiasi sekecil apapun pencapaian anak didiknya sekaligus mampu memotivasi ketika mereka terpuruk dan mengalami penurunan prestasi. Guru yang hebat adalah guru mampu memberi pengaruh positif dan bisa menginspirasi.


3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar, Makna.

Guru adalah individu yang tidak akan membuat muridnya menjerit.

Guru adalah pilar peradaban bangsa yang akan membuat muridnya belajar penuh makna.



No comments:

Post a Comment

PEKAN LITERASI SEKOLAH

                                                                         Pembuatan Pojok Baca                                               ...