Search This Blog

Wednesday, December 15, 2021

Tugas 1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata


 MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF DENGAN MEMBUAT KESEPAKATAN KELAS 


Penguatan pendidikan karakter di lingkungan sekolah dirasa semakin krusial ditengah maraknya perilaku masyarakat yang jauh dari karakter budaya ketimuran yang bermartabat. Masyarakat dimanjakan dengan berita maupun tayangan  yang menunjukkan terjadinya pergeseran nilai yang cukup meresahkan di lingkungan sekitar kita. Begitu banyak berita kekerasan dan kejahatan yang tidak hanya melibatkan orang dewasa namun juga terjadi dikalangan anak-anak hingga remaja. Kekerasan seksual terhadap anak usia sekolah serta meningkatnya kasus kenakalan remaja yang sangat signifikan merupakan salah satu indikasi kegagalan pendidikan karakter di Indonesia meski hal tersebut sudah dirintis sejak negara ini berdiri.

Oleh karena itu perlu adanya penumbuhan budaya positif untuk menguatkan pendidikan karakter yang sudah berjalan. Dalam lingkup yang lebih kecil yakni lingkungan sekolah diperlukan suatu kebijakan internal sekolah yang memobilisasi, memfasilitasi, dan mendukung setiap warga sekolah baik itu siswa, guru, karyawan hingga kepala sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam upaya membentuk karakter peserta didik. Perlu ditanamkan kesadaran bahwa sejatinya subyek dari pendidikan karakter adalah peserta didik itu sendiri. 

Selama ini aturan maupun program di sekolah berupa aturan top down yang sudah ada sejak lama dan dibuat tanpa melibatkan peserta didik. Sehingga peserta didik merasa ada tekanan bukan kesadaran untuk mematuhi semua aturan dalam upaya pembiasaan di kelas maupun di luar kelas. Upaya melibatkan guru dan peserta didik secara intensif dalam hal tersebut diatas sangat mendesak untuk dilakukan.

Untuk itu perlu dicari solusi terbaik untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah yang berpihak kepada peserta didik. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pembuatan kesepakatan di semua ruang kelas oleh semua guru. Kesepakatan ini adalah serangkaian upaya komunikatif dan aplikatif berbasis kelas yang terintegrasi yang terdiri dari 3 langkah, yakni  Berembuk, Rumuskan Aturan, dan Aplikasikan. Prosedur sederhana ini dapat diterapkan oleh setiap guru tanpa terkecuali. 

Berikut langkah-langkah dan penjelasan dari pembuatan kesepakatan kelas yang bisa diterapkan oleh siapa saja:

1. Berembuk

Istilah berembuk berasal dari Bahasa Jawa rembuk yang artinya berbicara atau berdiskusi . Tahapan ini harus dilakukan pada pertemuan pertama di awal tahun pelajaran. Pada tahap ini guru harus memberikan semacam brainstorming kepada peserta didik dengan topik sesuai dengan arah yang diinginkan. Guru berusaha membangun kesadaran peserta didik akan pentingnya membuat kesepakatan kelas. Selain itu guru juga dapat memberikan motivasi dan wawasan terkait mata pelajaran masing-masing maupun tentang masa depan. Pada prinsipnya guru mengajak peserta didiknya untuk berbicara dari hati ke hati. 

2. Rumuskan Aturan

Langkah kedua adalah Rumuskan Aturan yang merupakan adaptasi dari buku Quantum Teaching karya Bobbi DePorter. Pada tahap ini guru mengajak peserta didik untuk merumuskan aturan atau kesepakatan yang akan diterapkan di dalam kelas. Di Tahap ini keterlibatan peserta didik sangat dominan. Berikut langkah-langkah dalam tahap 2:

a. Secara individu/berkelompok, mintalah mereka menuliskan beberapa peraturan yang harus diikuti oleh seluruh warga kelas. Biarkan mereka berdiskusi untuk merumuskan peraturan tersebut. Peraturan-peraturan ini merupakan pengejawantahan dari karakter-karakter positif yang secara umum berlaku. Misal, datang tepat waktu, tidak boleh mencontek, berkata sopan dan lain-lain.

b. Bacakan seluruh peraturan yang telah ditulis oleh setiap kelompok di depan kelas. Diskusikan dan konsolidasikan tentang peraturan tersebut. Minta peserta didik untuk memilih peraturan yang menjadi prioritas dalam kelas mereka, dan buang yang tidak perlu. Rumuskan peraturan tersebut ke dalam nilai kebajikan/keyakinan kelas yang lebih sederhana agar mudah diingat. 

c. Pastikan jumlah keyakinan/kesepakatan antara 3 sampai 7 agar mudah diingat oleh peserta didik.

e. Tuliskan kesepakatan yang telah disetujui dan tempelkan di dinding kelas.

Kesepakatan yang telah dibuat ibarat sebuah kontrak yang harus dipatuhi oleh setiap peserta didik. Keterlibatan mereka dalam pembuatan kesepakatan membuat mereka merasa bertanggung jawab. (De Porter, 2005)

3. Aplikasikan

Langkah terakhir adalah Aplikasi, merupakan tahap pembiasaan dan penanaman budaya positif yang terdapat dalam kesepakatan.  Pada tahap ini guru mulai menerapkan semua kesepakatan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan dukungan penuh dari peserta didik. Pada prakteknya justru peserta didik lah yang aktif dalam penegakan kesepakatan kelas tanpa mereka  merasa terbebani karena kesepakatan itu dari mereka dan untuk mereka.

Ketiga langkah diatas apabila diterapkan oleh guru diharapkan akan dapat menumbuhkan budaya positif di ruang-ruang kelas yang pada akhirnya akan mampu menguatkan pendidikan karakter yang telah dilakukan selama ini.

Era globalisasi menyebabkan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi semakin tak terbendung. Perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan tantangan menjadi semakin besar. Persaingan global semakin kompetitif sehingga hanya yang berkualitas yang mampu bertahan. Membangun generasi muda yang mampu menjawab tantangan zaman merupakan kewajiban semua pihak. Membentuk manusia seutuhnya menjadi tujuan umum dari pendidikan nasional. Manusia yang tidak saja menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi namun juga mempunyai karakter yang unggul. Untuk itu terobosan dalam pendidikan karakter mendesak dilakukan. Penumbuhan budaya positif yang berpihak kepada peserta didik harus diupayakan semaksimal mungkin salah satunya dengan membuat kesepakatan kelas.


No comments:

Post a Comment

PEKAN LITERASI SEKOLAH

                                                                         Pembuatan Pojok Baca                                               ...