Search This Blog

Saturday, April 23, 2022

Tugas 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

 

1.       Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang filosofi Pratap Triloka yaitu asas pendidikan yang terdiri atas tiga semboyan, Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, tentu saja sangat berpengaruh pada sebuah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memberi teladan/contoh yang baik kepada siswa, ketika berada di tengah harus mampu membangun motivasi siswa, dan bila saat di belakang harus dapat memberikan dukungan maupun arahan kepada siswa.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mampu membuat keputusan yang efektif, bijaksana serta berpihak kepada siswa karena siswa merupakan subjek utama dalam pendidikan. Hal tersebut tentu saja sangat dipengaruhi oleh filosofi KHD. 


2.       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri mendasari pemikiran kita dalam setiap pengambilan keputusan. Disadari ataupun tidak nilai-nilai tersebut mempengaruhi prinsip-prinsip hidup yang kita yakini sehingga akan kita gunakan sebagai acuan saat menentukan suatu pilihan. 

Setiap keputusan yang kita ambil pasti mengacu pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup yang telah tertanam pada diri kita.  Hal tersebut akan direfleksikan dalam setiap keputusan yang diambil karena nilai-nilai yang ada akan membimbing, mendorong dan mengarahkan kita dalam menentukan pilihan/keputusan yang tepat, efektif dan bijaksana.

 

3.       Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

 

Kegiatan terbimbing pada materi pengambilan keputusan memberikan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan yang efektif dan bertanggung jawab bilamana terdapat kasus atau masalah.  Sedangkan kegiatan Coaching yang diberikan PP dan Fasilitator telah membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap coachee serta membantu mereka mencari solusi atas permasalahan yang terjadi secara mandiri. Dengan teknik coaching yang baik kita akan mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dan menuntun siswa/orang lain menghasilkan keputusan yang tepat dan efektif karena mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Penggabungan penerapan Coaching model TIRTA dan sembilan langkah pengujian keputusan sebagai alat evaluasi pasti akan menghasilkan suatu keputusan yang mengandung nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada anak, suatu keputusan yang sangat efektif dan bijaksana.

 

4.       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

 

Sebagai seorang guru yang setiap saat  harus membuat keputusan, diperlukan penguasaan kompetensi kesadaran diri (self awareness),

pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social

awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship

skills) yang mumpuni agar keputusan yang dibuat efektif, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.

Selain itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan

dengan kesadaran penuh (mindful) sehingga mampu melihat dan mempertimbangkan berbagai aspek, pilihan maupun konsekuensi yang ada dengan tenang.

Jadi bila guru mempunyai kompetensi sosial emosional yang mumpuni maka bisa dipastikan bahwa dia akan mampu membuat keputusan yang efektif.


5.       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai kebajikan yang ada pada pendidik dan diyakini olehnya akan mempengaruhi dirinya dalam membuat keputusan.  Oleh karena itu seorang pendidik harus memperkuat nilai-nilai kebajikan yang ada pada dirinya agar dalam kapasitasnya sebagai pemimpin pembelajaran dapat mempertimbangkan semua aspek termasuk aspek moral dan etika untuk menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab, efektif dan berpihak kepada murid.

 

6.       Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Untuk perubahan paradigma di lingkungan sekolah tidak ada masalah, lingkungan sekolah saya lingkungan yang terbuka terhadap perubahan. Kami terbiasa berdiskusi bila keputusan berkaitan dengan pembelajaran. Namun kendala terbesar kami justru ada pada sistem yang membuat kami para guru dan sekolah untuk membuat pilihan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan hati nurani dan berbenturan dengan nilai-nilai yang kami yakini. Sebuah pilihan yang berat yang harus dilakukan untuk menghindari kesulitan yang lebih besar.

 

7.       Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

 

Pengajaran yang memerdekakan murid adalah pengajaran yang berpihak pada mereka, yang mampu memberi ruang untuk mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensi dan minatnya. Oleh karena itu setiap pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan langsung dengan kebutuhan murid juga akan berdampak nyata pada perkembangan dan pertumbuhan mereka. Pengambilan keputusan yang tepat apabila mampu memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid dan mampu memerdekakan mereka dalam belajar.

 

8.       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua bagi murid setelah keluarga, merupakan tempat pembiasaan perilaku dan pembentukan karakter unggul yang yang terstruktur dan sistematis. Lingkungan yang baik akan pasti akan berdampak positif pada penghuninya, demikian juga dengan sekolah, bila lingkungan sekolah kondusif pasti akan berdampak positif pada seluruh warga sekolah secara umum dan khususnya pada murid. Apa yang dialami murid di sekolah akan berpengaruh pada pola pikir dan perilaku mereka di masa depan.

Oleh karena itu dalam mengambil keputusan, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus mempertimbangkan semua aspek khususnya keberpihakan pada murid dan yang memerdekakan sehingga mereka merasa nyaman, aman dan bahagia ketika berada di sekolah. Selain itu, keputusan guru dalam menentukan kegiatan pembelajaran harus benar- benar mengakomodasi kebutuhan belajar murid sehingga mereka dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dengan maksimal. 

Hal tersebut akan berpengaruh secara langsung saat ini terhadap keberhasilan belajar murid maupun nanti di masa depannya. Dapat dipastikan mereka akan menjadi pribadi-pribadi unggul, matang, penuh pertimbangan serta cermat dan siap menghadapi tantangan zaman maupun persaingan global.

 

9.       Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran tentang modul Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa keseluruhan modul merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan-pisahkan agar dapat memberi dampak yang maksimal.

Guru, sebagai pemimpin pembelajaran, harus mempunyai kompetensi dalam pengambilan keputusan yang mengacu pada pemikiran Ki Hajar Dewantara yang ada pada modul 1, dengan  demikian semua keputusan yang diambil akan berpihak kepada murid. Dalam prosesnya guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) agar dalam menentukan pilihan dalam kondisi yang tenang dan tidak panik sehingga bisa mempertimbangkan semua aspek. 

Bilamana guru memahami dengan baik semua materi yang telah dipelajari niscaya keputusan yang diambil merupakan keputusan yang efektif, mengandung nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggungjawabkan dan akan mampu membentuk murid dengan profil pelajar Pancasila.

 


No comments:

Post a Comment

PEKAN LITERASI SEKOLAH

                                                                         Pembuatan Pojok Baca                                               ...