Search This Blog

Monday, February 28, 2022

PRAKTIK BAIK AKSI NYATA 1.2

 BEST PRACTICE


Meningkatkan Penguasaan Guru terhadap Aplikasi Pembelajaran Google Classroom melalui Pendampingan Individu 


oleh: 

ANIK PURWANI

GURU BAHASA INGGRIS

SMP NEGERI 1 TULUNGAGUNG



  1. Latar Belakang 

Pandemi menyebabkan begitu banyak perubahan  di segala bidang. Salah satu yang merasakan dampak luar biasa adalah bidang pendidikan, dimana sekolah tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka secara langsung. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara daring seiring dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Guru pun dipaksa untuk melakukan perubahan secara mendadak bahkan tanpa persiapan, dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring.

Di awal pandemi guru melakukan pembelajaran daring dengan berbagai cara dan moda, seadanya dan semampu yang dikuasainya, bahkan hanya  dengan menggunakan WA grup sekalipun. Namun seiring perkembangan situasi yang tidak juga mereda akhirnya dengan berbagai pertimbangan sekolah membuat keputusan bahwa pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan aplikasi pembelajaran Google Classroom

Sejak awal pandemi sebagian kecil guru telah menggunakan aplikasi tersebut yang dipelajari secara otodidak, dan seiring berjalannya waktu sebagian besar guru mampu menggunakannya dengan beragam level kemampuan penguasan fitur-fitur yang menyertainya. Hingga dua tahun pandemi berjalan beberapa guru generasi baby boomers belum mampu menggunakan Google Classroom secara aktif dan masih berkutat dengan WA.

Untuk itu perlu dicari suatu cara atau solusi agar mereka bersedia belajar dan beralih untuk menggunakan Google Classroom sebagai sarana pembelajaran jarak jauh. Pendampingan Individu pada akhirnya dipilih setelah metode tersebut berhasil di kelompok kecil MGMPS Bahasa Inggris yang mengawal 2 orang guru yang akan pensiun berhasil menguasai dan menerapkan Google Classroom


  1. Identifikasi Masalah

Kondisi yang telah dipaparkan di atas pada dasarnya mengacu pada masalah yang dihadapi oleh beberapa guru generasi baby boomers dan generasi X yang belum juga menguasai aplikasi dasar Google Classroom meski pembelajaran jarak jauh telah berlangsung dua tahun lebih. 


  1. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan tersebut diatas maka artikel ini bertujuan untuk menuliskan pengalaman dan  pembelajaran dari penerapan Pendampingan Individu kepada guru-guru yang menghadapi kendala dalam menggunakan aplikasi Google Classroom beserta fitur-fitur dasarnya. 


  1. Hasil Yang Diharapkan

Dengan upaya diatas diharapkan semua guru khususnya yang mengalami kendala pada akhirnya mampu menggunakan aplikasi Google Classroom secara aktif dan mampu memaksimalkan fungsi fitur-fitur utama yang ada. 


  1. Pelaksanaan dan Hasil Penyelesaian

  1. Pelaksanaan

  1. Persiapan

  • Konsultasi dengan Kepala Sekolah/Waka Kurikulum/Staff KBM

  • Mengidentifikasi guru yang terkendala

  • Mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru

  • Membentuk Tim (diarahkan ke tim yang sudah ada, Tim Studio Pembelajaran, merupakan tim yang sudah solid dari guru-guru yang mempunyai penguasaan tentang aplikasi pembelajaran yang bisa diandalkan)

  • Menginformasikan ke guru sasaran melalui Humas Sekolah

  1. Langkah-langkah Kegiatan

  • Koordinasi dengan sekolah, koordinator dan tim yang ditunjuk

  • Pendelegasian tugas pendampingan individu dengan komposisi 2  guru pendamping (in partner)  2 guru sasaran.

  • Penyampaian target materi: mampu meluncurkan tugas di Google Classroom dan mampu menyelenggarakan tatap muka virtual dengan Google Meet (materi ini sebenarnya fleksibel sesuai dengan kemampuan masing-masing guru sasaran)

  • Guru pendamping menghubungi guru sasaran

  • Guru pendamping dan guru sasaran melakukan koordinasi dan komunikasi untuk menentukan materi dan jadwal pendampingan secara mandiri.

  • Pendampingan dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran (learning by doing)

  • Pendampingan dilakukan kurang lebih selama 2 bulan namun masih dimungkinkan diperpanjang bilamana diperlukan dan bisa melakukan terus melakukan komunikasi bila mengalami kendala.


  1. Hasil Penyelesaian

Pendampingan Individu berhasil meningkatkan penguasaan guru sasaran terhadap aplikasi pembelajaran Google Classroom beserta fitur-fitur dasarnya. Metode ini sangat efektif untuk menghadapi guru-guru yang masuk dalam kategori generasi baby boomers.

 

  1. Kesimpulan dan Saran

  1. Kesimpulan 

Situasi pandemi menuntut guru untuk meningkatkan kompetensi khususnya penguasaan aplikasi-aplikasi pembelajaran online guna menunjang proses belajar mengajar secara daring. Namun tidak bisa dipungkiri tidak semua guru mampu secara cepat beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Untuk itu kepedulian rekan sejawat dan sekolah sangat diperlukan agar kendala tersebut bisa diatasi

Pendampingan Individu menjadi pilihan untuk solusi terbaik hingga saat ini bagi guru-guru yang terkendala dalam penguasaan aplikasi pembelajaran online khususnya Google Classroom. Dengan didampingi secara terus menerus pada saat proses pembelajaran maupun di luar kegiatan belajar mengajar maka rasa percaya diri guru sasaran meningkat dan bersedia menggunakan secara aktif aplikasi tersebut. Dengan begitu proses trial and error terjadi sehingga pada akhirnya meningkatkan kemampuan penguasaan guru terhadap aplikasi Google Classroom.

Namun begitu, setiap solusi pastilah terdapat sisi-sisi yang perlu diperbaiki, demikian dengan  metode ini. Kelemahan terbesar dalam proses pendampingan adalah kurangnya motivasi belajar guru sasaran karena merasa sisa masa tugas yang kurang dari 10 tahun. Selain itu tidak semua guru sasaran bersikap kooperatif karena berbagai alasan yang tidak mungkin disebutkan. Untuk itu perlu evaluasi menyeluruh agar proses pendampingan seperti ini bisa lebih ditingkatkan lagi hasilnya. 


  1. Saran

Mengacu pada pengalaman dalam menerapkan pendampingan individu, maka perlu kiranya mempertimbangkan beberapa hal sebelum kegiatan diluncurkan. Pemilihan guru pendamping merupakan langkah yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar semuanya berjalan dengan lancar. Kemudian komunikasi dengan guru sasaran juga harus diupayakan sedemikian rupa agar terhindar dari kesalahpahaman. 

Koordinasi dan komunikasi secara intens dengan seluruh pihak terkait seperti Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Staf Kurikulum, Koordinator, guru pendamping dan guru sasaran harus dilakukan dengan apik agar semuanya berjalan lancar. Kepala Sekolah harus selalu memotivasi semua unsur terkait agar pendampingan berjalan dengan sukses.



Friday, February 25, 2022

PASSIVE VOICE (KALIMAT PASIF)


WHAT?

Passive voice adalah jenis kalimat bahasa Inggris yang menekankan pada objek (receiver of action). Sedangkan kalimat aktif menekankan pada subjek atau pelaku kegiatan (doer of action). Jadi Subjek kalimat menerima aksi, bukan melakukan aksi.


Active

My mother sweeps the floor.


(Pelaku aksi)

Passive


The floor is swept by my mother.

(Penerima aksi)

 

Secara umum, kalimat aktif bisa diubah menjadi kalimat pasif dengan objek langsung, apabila kata kerjanya (transitive verbs) memerlukan objek seperti make, bring, buy, write dan sebagainya. 

Sebaliknya, kalimat pasif yang mengandung intransitive verbs (kata kerja yang tidak memerlukan objek langsung) seperti cry, swim, go, arrive, dan die tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif.

RUMUS PASSIVE VOICE

Amati pola perubahan dari Kalimat Aktif ke Kalimat Pasif dibawah ini. 

Berikut rumus sederhana dari Passive Voice, pelajari dengan seksama.


Demikian penjelasan singkat tentang Passive Voice dalam bahasa Inggris. Selamat belajar guys…..

 

Thursday, February 24, 2022

Tugas 1.1.a.10. Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah


  1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas

Pada prinsipnya saya adalah tipe orang yang senang mencoba hal-hal yang baru termasuk yang berkaitan dengan pembelajaran. Demikian juga ketika mendapatkan materi dari Program Guru Penggerak  yang berhasil mengubah mindset saya secara signifikan.  Ibaratnya saya mendapatkan charging energi yang luar biasa yang mendukung setiap langkah saya selama ini untuk bereksplorasi melakukan trial and error kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Semenjak pandemi saya harus beralih dari pembelajaran konvensional tatap muka ke pembelajaran jarak jauh secara mendadak seakan tercerabut akar dari tanah. Saya harus keluar dari zona nyaman, belajar banyak hal khususnya aplikasi pembelajaran dan  langsung menerapkannya apapun yang terjadi. Perasaan saya antara senang, deg-degan dan excited bahkan kadang kecewa juga. Namun setiap hal pasti mengalami proses perubahan, saya harus siap beradaptasi untuk menjadi lebih baik sesuai dengan perkembangan jaman.

  1. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Kondisi pembelajaran pembelajaran yang dilakukan saat ini adalah PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) dimana siswa masuk ganjil genap agar social distancing terjaga.

Sehingga saya harus mengajar secara luring dan daring pada saat yang bersamaan. Sebenarnya setiap saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara yang luring dan daring sama dengan melalui penugasan di Google Classroom. Namun ada saat dimana saya harus memandu dan menjelaskan tentang materi yang sedang dipelajari. Apa yang harus saya lakukan agar siswa yang disekolah dan di rumah mendapatkan perlakuan yang sama? Berawal dari permasalahan tersebut akhirnya saya putuskan pada saat tertentu, saya menggunakan Google Meet sebagai sarana komunikasi dan Google Document Kolaborasi sebagai lembar kerja dan papan tulis virtual dengan segala keterbatasannya.

  1. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik. Silakan klik link berikut.

https://rekamjejakanikpurwani.blogspot.com/2022/02/praktik-baik-aksi-nyata-modul-11.html

  1. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.




5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam
proses perubahan yang Anda lakukan.

Testimoni Rekan Sejawat



Testimoni Murid








Tugas 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 


Monday, February 21, 2022

PRAKTIK BAIK AKSI NYATA MODUL 1.1

 BEST PRACTICE


Menyiasati Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Menggunakan Google Meet  dan Google Document Kolaborasi


oleh: 

ANIK PURWANI

GURU BAHASA INGGRIS

SMP NEGERI 1 TULUNGAGUNG


  1. Latar Belakang 

Era pandemi belum juga berakhir dan hal tersebut berdampak langsung pada sektor pendidikan dimana kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Kondisi tersebut memaksa guru harus keluar dari zona nyaman beralih dari pembelajaran konvensional secara tatap muka murni menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring. Seiring berjalannya waktu, situasi secara perlahan membaik sehingga sekolah diperbolehkan melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dimana siswa masuk sekolah setengah dari kapasitas penuhnya, dengan bergiliran masuk siswa dengan nomor absen ganjil dan genap. Alhasil guru harus melakukan kegiatan pembelajaran bagi siswa yang berada di sekolah sekaligus bagi siswa yang berada di rumah pada saat bersamaan. 


  1. Identifikasi Masalah

Kondisi yang telah dipaparkan di atas pada akhirnya membuat guru harus berpikir untuk menyiasati bagaimana pembelajaran bisa dilakukan untuk semua siswa baik yang di sekolah maupun bagi siswa yang berada di rumah, artinya guru harus mampu memberikan layanan pembelajaran baik daring maupun luring pada saat bersamaan.


  1. Tujuan

Dengan permasalahan yang dihadapi guru seperti yang telah dijabarkan diatas maka artikel ini bertujuan untuk menuliskan solusi berdasarkan pengalaman nyata  agar guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara luring dan daring pada saat yang bersamaan sehingga semua siswa mendapatkan hak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran bisa diakomodasi oleh guru dengan semaksimal mungkin.


  1. Hasil Yang Diharapkan

Segala upaya telah dilakukan semaksimal mungkin dengan harapan bahwa setiap siswa mendapatkan kegiatan pembelajaran yang sama meski harus dilakukan dengan dua moda yang berbeda pada saat yang bersamaan, yaitu moda daring dan luring. Guru berupaya dengan segala keterbatasan yang ada memaksimalkan penggunaan fitur-fitur aplikasi pembelajaran online yang ada maka diharapkan mampu memberikan pengalaman yang berharga layaknya kelas yang sebenar-benarnya kelas.


  1. Pelaksanaan dan Hasil Penyelesaian

  1. Pelaksanaan

  1. Persiapan

  • Memastikan siswa telah memahami bagaimana masuk Google Meet dan fitur-fitur dasarnya

  • Memastikan siswa telah memahami bagaimana berkolaborasi menggunakan Google Document

  • Mempersiapkan peralatan yang digunakan di dalam kelas, misal: LCD projector

  • Mempersiapkan materi dan worksheet kelas dalam file Google Document

  1. Langkah-langkah Kegiatan

  • Berkomunikasi dengan siswa secara langsung bagi yang belajar di sekolah dan melalui grup WA bagi yang di rumah untuk melakukan kegiatan awal pembelajaran

  • Masuk ke virtual meeting di Google Meet dan mengajak siswa yang di rumah untuk bergabung 

  • Berpindah moda komunikasi dari grup WA ke  Google Meet bagi yang dirumah

  • Bagi siswa yang berada di sekolah tidak perlu bergabung di Google Meet untuk tatap muka virtual, karena dilakukan komunikasi langsung

  • Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan fitur Google Document Kolaborasi bagi semua siswa

  • Membagikan link  worksheet Google Document ke kelas melalui chat box Google Meet dan grup WA untuk semua siswa.

  • Pastikan pengaturan akses file berbagi adalah editor agar semua siswa bisa bergabung dan berkolaborasi mengerjakan worksheet secara live

  • Undang semua siswa untuk bergabung ke dalam worksheet dengan klik link yang telah dibagikan

  • Lakukan kegiatan pembelajaran sesuai yang telah direncanakan

  • Lakukan share screen di Google Meet untuk memudahkan dalam memandu siswa memahami  worksheet yang dikerjakan.

  • Gunakan LCD projector untuk berbagi layar virtual bagi siswa yang belajar di sekolah

  • Ajak siswa untuk berpartisipasi mengerjakan worksheet secara online di  Google Document

  • Google Document bisa juga digunakan sebagai papan tulis virtual pengganti papan tulis yang sebenarnya.

  • Guru memandu siswa dalam mengerjakan worksheet secara kolaboratif


  1. Hasil Penyelesaian

Guru berhasil memaksimalkan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan menggunakan Google Meet sebagai media komunikasi untuk siswa yang sedang di rumah dan menggunakan Google Document secara kolaboratif sebagai media worksheet online bagi semua siswa baik yang disekolah maupun yang di rumah.

Dengan worksheet online berbasis Google Document Kolaboratif, siswa berkesempatan aktif berpartisipasi mengerjakan kegiatan pembelajaran secara real time, terpadu dan bersama-sama.

Guru bagaikan mempunyai papan tulis sebagai media menjelaskan materi dan membimbing siswanya satu per satu saat mereka mengerjakan aktivitas pembelajaran yang ada di worksheet.

  1. Kesimpulan dan Saran

  1. Kesimpulan 

Situasi pandemi menuntut guru untuk cerdik menyiasati situasi agar kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal dan siswa mendapatkan haknya untuk dapat belajar dengan situasi yang kondusif. Untuk itu diperlukan upaya agar pembelajaran PTMT bisa dilakukan dapat mengakomodasi kepentingan seluruh siswa baik yang sedang belajar di sekolah maupun yang di rumah. 

Tantangan tersebut diatas bisa disiasati dengan penggunaan Google Meet untuk memfasilitasi virtual meeting bagi yang dirumah dan penggunaan Google Document sebagai worksheet untuk sarana kolaborasi bersama.

Namun tidak ada gading yang tak retak, setiap metode pembelajaran pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan, demikian pula dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 

Kelemahan terbesar dalam kegiatan pembelajaran diatas adalah kesadaran siswa untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam mengerjakan worksheet online di Google Document kurang maksimal. Tidak semua siswa berkolaborasi secara aktif meski sudah dimotivasi dengan berbagai cara. Selain itu, perangkat siswa serta paketan internet bisa menjadi batu sandungan ketika melaksanakan kegiatan ini. Untuk itu perlu evaluasi menyeluruh agar proses pembelajaran seperti ini bisa lebih baik lagi


  1. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan proses pembelajaran ini, maka perlu kiranya mempertimbangkan beberapa sebelum melaksanakannya di dalam kelas. Guru harus belajar menguasai fitur-fitur aplikasi yang digunakan dan mempunyai keberanian untuk mencoba hal yang baru. Kemudian hal kedua yang harus diperhatikan adalah kesiapan semua media dan alat yang digunakan sehingga pada saat proses pembelajaran semua yang dibutuhkan sudah siap.

Koordinasi dan komunikasi secara intens dengan wali kelas dan wali murid serta motivasi tiada henti untuk siswa yang kurang aktif dalam berpartisipasi dan berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran mutlak diperlukan untuk meningkatkan antusiasme siswa.



Tuesday, February 15, 2022

Tugas 2.1.a.6. Refleksi Terbimbing - Modul 2.1

       Pertanyaan pemantik untuk sesi pembelajaran ini adalah:

  1. Bagaimana saya dapat melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi secara lebih efektif?

Untuk melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi secara efektif, yang harus saya lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa terlebih dahulu untuk menentukan metode apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Setelah itu baru merancang RPP yang sesuai kebutuhan dan diferensiasi yang dibutuhkan.

  1. Pendekatan manakah yang seharusnya saya ubahsuaikan?

Pendekatan yang harus saya ubahsuaikan adalah pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang meliputi diferensiasi konten, proses dan produk. Untuk mengakomodasi keberagaman karakteristik siswa saya harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang bisa fokus minimal pada 1 diferensiasi.

  1. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Untuk bersikap positif saya harus menyadari bahwa semua perubahan butuh proses, termasuk perubahan diri. Terus belajar dan belajar serta bereksplorasi tanpa henti merupakan komitmen diri yang harus dilakukan sebagai pembelajar sepanjang hayat dan sebagai pendidik sejati.


Berikut ini adalah pertanyaan Reflektif yang harus dijawab:

  1. Dari apa yang sudah Anda pelajari, materi apa yang menurut Anda dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas Anda?

Pendekatan yang harus saya ubahsuaikan adalah pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang meliputi diferensiasi konten, proses dan produk. Untuk mengakomodasi keberagaman karakteristik siswa saya harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang bisa fokus minimal pada 1 diferensiasi.

  1. Apa yang menurut Anda sulit untuk diterapkan? Mengapa menurut Anda hal tersebut sulit diterapkan?

Dalam situasi pandemi dan harus melakukan pembelajaran daring, kami kesulitan melakukan diferensiasi kegiatan pembelajaran karena adanya keterbatasan waktu, perangkat, jaringan, kuota dan interaksi. Saya sulit memobilisasi siswa untuk aktif dan responsif, berbeda ketika pembelajaran tatap muka yang saya bisa langsung menunjuk, membimbing dan memotivasi secara langsung. Saya juga kesulitan untuk mengakomodasi profil belajar siswa yang beragam meski tetap berusaha semaksimal yang saya mampu.

  1. Jika Anda harus menerapkan hal yang sulit tersebut, dukungan Apa yang Anda perlukan? Kemana atau bagaimana Anda akan dapat mengakses dukungan tersebut.

Saya membutuhkan dukungan dari guru BP untuk pemetaan kebutuhan siswa, rekan guru mata pelajaran untuk diskusi dalam forum MGMPS, rekan guru yang lain untuk menambah data dan informasi, serta motivasi dari staf dan Kepala Sekolah.

Selain itu dukungan wali murid di rumah lebih dibutuhkan khususnya saat pembelajaran daring. Orang tua harus aktif terlibat untuk mendampingi dan mengawasi karena fungsi tersebut tidak bisa dipenuhi oleh guru secara maksimal.  


PEKAN LITERASI SEKOLAH

                                                                         Pembuatan Pojok Baca                                               ...