Search This Blog

Saturday, April 23, 2022

Tugas 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

 

1.       Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang filosofi Pratap Triloka yaitu asas pendidikan yang terdiri atas tiga semboyan, Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, tentu saja sangat berpengaruh pada sebuah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memberi teladan/contoh yang baik kepada siswa, ketika berada di tengah harus mampu membangun motivasi siswa, dan bila saat di belakang harus dapat memberikan dukungan maupun arahan kepada siswa.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mampu membuat keputusan yang efektif, bijaksana serta berpihak kepada siswa karena siswa merupakan subjek utama dalam pendidikan. Hal tersebut tentu saja sangat dipengaruhi oleh filosofi KHD. 


2.       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri mendasari pemikiran kita dalam setiap pengambilan keputusan. Disadari ataupun tidak nilai-nilai tersebut mempengaruhi prinsip-prinsip hidup yang kita yakini sehingga akan kita gunakan sebagai acuan saat menentukan suatu pilihan. 

Setiap keputusan yang kita ambil pasti mengacu pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup yang telah tertanam pada diri kita.  Hal tersebut akan direfleksikan dalam setiap keputusan yang diambil karena nilai-nilai yang ada akan membimbing, mendorong dan mengarahkan kita dalam menentukan pilihan/keputusan yang tepat, efektif dan bijaksana.

 

3.       Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

 

Kegiatan terbimbing pada materi pengambilan keputusan memberikan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan yang efektif dan bertanggung jawab bilamana terdapat kasus atau masalah.  Sedangkan kegiatan Coaching yang diberikan PP dan Fasilitator telah membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap coachee serta membantu mereka mencari solusi atas permasalahan yang terjadi secara mandiri. Dengan teknik coaching yang baik kita akan mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dan menuntun siswa/orang lain menghasilkan keputusan yang tepat dan efektif karena mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Penggabungan penerapan Coaching model TIRTA dan sembilan langkah pengujian keputusan sebagai alat evaluasi pasti akan menghasilkan suatu keputusan yang mengandung nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada anak, suatu keputusan yang sangat efektif dan bijaksana.

 

4.       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

 

Sebagai seorang guru yang setiap saat  harus membuat keputusan, diperlukan penguasaan kompetensi kesadaran diri (self awareness),

pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social

awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship

skills) yang mumpuni agar keputusan yang dibuat efektif, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.

Selain itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan

dengan kesadaran penuh (mindful) sehingga mampu melihat dan mempertimbangkan berbagai aspek, pilihan maupun konsekuensi yang ada dengan tenang.

Jadi bila guru mempunyai kompetensi sosial emosional yang mumpuni maka bisa dipastikan bahwa dia akan mampu membuat keputusan yang efektif.


5.       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai kebajikan yang ada pada pendidik dan diyakini olehnya akan mempengaruhi dirinya dalam membuat keputusan.  Oleh karena itu seorang pendidik harus memperkuat nilai-nilai kebajikan yang ada pada dirinya agar dalam kapasitasnya sebagai pemimpin pembelajaran dapat mempertimbangkan semua aspek termasuk aspek moral dan etika untuk menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab, efektif dan berpihak kepada murid.

 

6.       Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Untuk perubahan paradigma di lingkungan sekolah tidak ada masalah, lingkungan sekolah saya lingkungan yang terbuka terhadap perubahan. Kami terbiasa berdiskusi bila keputusan berkaitan dengan pembelajaran. Namun kendala terbesar kami justru ada pada sistem yang membuat kami para guru dan sekolah untuk membuat pilihan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan hati nurani dan berbenturan dengan nilai-nilai yang kami yakini. Sebuah pilihan yang berat yang harus dilakukan untuk menghindari kesulitan yang lebih besar.

 

7.       Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

 

Pengajaran yang memerdekakan murid adalah pengajaran yang berpihak pada mereka, yang mampu memberi ruang untuk mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensi dan minatnya. Oleh karena itu setiap pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan langsung dengan kebutuhan murid juga akan berdampak nyata pada perkembangan dan pertumbuhan mereka. Pengambilan keputusan yang tepat apabila mampu memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid dan mampu memerdekakan mereka dalam belajar.

 

8.       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua bagi murid setelah keluarga, merupakan tempat pembiasaan perilaku dan pembentukan karakter unggul yang yang terstruktur dan sistematis. Lingkungan yang baik akan pasti akan berdampak positif pada penghuninya, demikian juga dengan sekolah, bila lingkungan sekolah kondusif pasti akan berdampak positif pada seluruh warga sekolah secara umum dan khususnya pada murid. Apa yang dialami murid di sekolah akan berpengaruh pada pola pikir dan perilaku mereka di masa depan.

Oleh karena itu dalam mengambil keputusan, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus mempertimbangkan semua aspek khususnya keberpihakan pada murid dan yang memerdekakan sehingga mereka merasa nyaman, aman dan bahagia ketika berada di sekolah. Selain itu, keputusan guru dalam menentukan kegiatan pembelajaran harus benar- benar mengakomodasi kebutuhan belajar murid sehingga mereka dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dengan maksimal. 

Hal tersebut akan berpengaruh secara langsung saat ini terhadap keberhasilan belajar murid maupun nanti di masa depannya. Dapat dipastikan mereka akan menjadi pribadi-pribadi unggul, matang, penuh pertimbangan serta cermat dan siap menghadapi tantangan zaman maupun persaingan global.

 

9.       Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran tentang modul Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa keseluruhan modul merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan-pisahkan agar dapat memberi dampak yang maksimal.

Guru, sebagai pemimpin pembelajaran, harus mempunyai kompetensi dalam pengambilan keputusan yang mengacu pada pemikiran Ki Hajar Dewantara yang ada pada modul 1, dengan  demikian semua keputusan yang diambil akan berpihak kepada murid. Dalam prosesnya guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) agar dalam menentukan pilihan dalam kondisi yang tenang dan tidak panik sehingga bisa mempertimbangkan semua aspek. 

Bilamana guru memahami dengan baik semua materi yang telah dipelajari niscaya keputusan yang diambil merupakan keputusan yang efektif, mengandung nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggungjawabkan dan akan mampu membentuk murid dengan profil pelajar Pancasila.

 


Wednesday, April 20, 2022

Tugas 3.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran



1.       Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

 

Saya akan mentransfer apa yang saya dapatkan di program guru penggerak dengan berbagai cara.

Misal:

·      Melalui diskusi informal dengan rekan sejawat maupun teman diluar sekolah.

·      Memposting materi dan tugas di sosial media

·      Melakukan sosialisasi/diseminasi di sekolah bila memungkinkan tergantung dari situasi sekolah.

 

Saya juga akan menerapkan apa yang saya dapat yaitu tentang Pengambilan Keputusan tidak hanya sebagai pendidik/pemimpin pembelajaran di kelas/sekolah namun juga sebagai individu di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Setiap saat saya akan menghadapi masalah baik masalah dengan dilema etika maupun tidak. Materi tentang pengambilan keputusan telah memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi saya yang langsung segera dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pendidik maupun sebagai individu bagaimana seharusnya menghasilkan suatu keputusan yang efektif.

Bilamana saya sudah melakukan pengambilan keputusan maka nantinya saya juga harus dapat mengukur efektivitasnya. Untuk itu ada 3 hal yang seharusnya dinilai yaitu kualitas keputusan, penerimaan dan dapat dilakukan (feasibility). 

Kualitas pengambilan keputusan dilihat dari hal-hal yang bersifat teknis, terukur dan prosedural, misal apakah tujuan dari pengambilan keputusan telah dapat dicapai. Sedangkan aspek penerimaan dapat dilihat dari ada tidaknya dukungan dan kepatuhan terhadap keputusan yang diambil. Yang ketiga, sebuah keputusan yang diambil harusnya dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah.

 

2.       Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

 

Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan adalah: 

a.       Menentukan paradigma apa yang sebaiknya digunakan dalam kasus yang saya temui.

b.       Menentukan prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil.

c.        Melakukan 9 langkah tahapan pengujian meliputi: mengenali nilai-nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, tahap pengujian benar salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan), pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi Opsi Trilema, membuat keputusan serta lihat lagi keputusan dan refleksikan. 



3.       Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

 

Saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut ketika menemui permasalahan/kasus dan harus mengambil keputusan baik di kelas dengan murid-murid saya, di lingkungan kerja dengan rekan-rekan sejawat saya, dan di lingkungan masyarakat,  mulai hari ini atau kapan pun juga, semakin cepat menerapkan akan semakin baik.

4.       Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

 

Yang akan menjadi pendamping saya dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ada 2 orang. Yang pertama adalah rekan sejawat yang saat ini menjadi Waka Kurikulum di sekolah. Saya telah mengenal rekan saya ini lebih dari 24 tahun dan tidak perlu saya ragukan lagi kemampuannya. Yang kedua adalah seorang sahabat tempat saya biasa berdiskusi dan berkonsultasi tentang banyak hal termasuk dalam pengambilan keputusan atas permasalahan tertentu. Seseorang yang mempunyai jam terbang tinggi dalam hal leadership.

 


Sunday, April 17, 2022

3.1.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Materi ini merupakan salah satu materi leadership, dan saya selama ini belum pernah tergerak untuk membaca atau mencari referensi tentang topik seperti ini karena fokus tema referensi yang saya baca lebih cenderung ke pembelajaran. Jadi ini adalah materi yang benar-benar baru bagi saya dan tentu saja pemahaman saya belum maksimal untuk saat ini. Saya berharap bekal materi ini akan dapat saya pergunakan mulai saat ini untuk setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun sebagai individu dalam keseharian.

Hal yang menarik bagi saya adalah bahwa sebenarnya dalam memutuskan apapun secara tidak sadar sebenarnya saya telah memakai beberapa prinsip diatas. Setiap pertimbangan-pertimbangan yang saya pakai ternyata masuk di dalam di dalam materi tersebut.


Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Setelah mempelajari modul ini adalah saya mulai memahami langkah-langkah pengambilan sebuah keputusan serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasarinya. Sebelum mempelajari modul ini dalam memutuskan sesuatu hanya melalui pertimbangan yang acak, berdasar intuisi, hati nurani, masukan teman dan aturan. 

Setelah ini saya saya yakin dalam setiap pengambilan keputusan akan saya akan melalui proses yang sistematis dengan mempertimbangkan sekian banyak aspek dan saya yakin hasilnya pasti akan lebih valid dan efektif.


Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Bagi saya mempelajari materi ini sangatlah penting baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran. 

Sebagai individu, setiap saat saya akan dihadapkan pada situasi dimana harus menentukan suatu keputusan baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Sedangkan sebagai pemimpin pembelajaran setiap hari saya menemui permasalahan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dari murid dan dari teman, masalah murid maupun rekan. 

Setelah mempelajari modul ini saya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan karena mempunyai landasan berpikir yang sistematis sehingga saya yakin keputusan yang saya buat sudah melalui proses  pemikiran dan pertimbangan yang matang sehingga hasilnya kemungkinan akan efektif, tepat dan valid.

 

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Hal lain penting untuk dipelajari adalah pengelolaan diri. Dengan kemampuan mengelola diri yang mumpuni maka kita akan mampu mengelola emosi dengan lebih baik, sehingga kita bisa bersikap tenang dan tidak mudah panik ketika menghadapi permasalahan, seberat apapun masalah yang dihadapi.






Tuesday, April 12, 2022

Tugas 3.1.a.4.3. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep

 STUDY KASUS 3

Studi Kasus Pergulatan Andika


Apakah Andika akan mengembalikan uang yang sudah diberikan atau pergi ke sekolah untuk membayar darmawisata?

Prinsip apa yang diambil?


Berikut ini panduan untuk melakukan analisis studi kasus:

  1. Apa keputusan yang Anda ambil?

Saya sebagai Andika akan mengembalikan uang yang telah diberikan ibu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ayah.

  1. Prinsip mana yang  Anda gunakan, dan mengapa?

Prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) karena hal tersebut merupakan yang terbaik untuk kebanyakan orang/keluarga


  1. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Nilai yang bertentangan dalam kasus tersebut adalah komitmen Andika untuk membayar darmawisata bertentangan dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh ayah


  1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

Yang terlibat adalah Andika, ayah, ibu dan mungkin pihak sekolah (wali kelas, panitia study tour)


  1. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

Fakta yang relevan adalah ayah Andika mempunyai masalah besar yaitu menabrak orang dan harus bertanggung jawab dengan memberi kompensasi sejumlah uang atau akan dilaporkan ke polisi.


  1. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Tidak ada, hanya mungkin kasus kecelakaan itu bisa jadi masuk ranah hukum bila tidak terjadi kesepakatan.


  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Tidak ada


  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

Tidak ada. Hanya mungkin kasus kecelakaan si Ayah yang tidak dijelaskan itu bisa jadi ada kesalahan. Si Ayah sepertinya adalah pihak yang salah.


  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Tidak apa-apa. Seorang anak yang mengalah tidak membayar uang darmawisata demi mementingkan kebutuhan keluarga merupakan suatu hal yang luar biasa. Bilamana dipublikasikan bisa jadi viral dan malah banyak orang yang akan membantu.

  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Sebagai Andika, pasti memutuskan untuk menyerahkan uang kembali karena hal tersebut lebih mendesak untuk dilakukan


  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Paradigma Jangka Panjang lawan Jangka Pendek karena menyelesaikan tanggung jawab sebagai penabrak lebih berdampak kedepannya daripada urusan menjadi panjang dan memakan waktu. Sedangkan darmawisata berorientasi pada kesenangan jangka pendek jadi lebih bisa dikesampingkan 

   

  1. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Prinsip yang akan dipakai adalah Berpikir berbasis hasil akhir/Ends-Based Thinking  karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang/keluarga


  1. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Alternatif lain yang mungkin berkomunikasi dengan panitia studi tour untuk mendapatkan kelonggaran pembayaran sehingga Andika masih punya harapan untuk ikut


  1. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Sebagai Andika saya akan menyerahkan uang itu kembali agar ayah bisa menyelesaikan permasalahannya dan bertanggung jawab sebagai penabrak dalam kasus kecelakaan yang terjadi. Dengan begitu ayah akan bisa fokus lagi untuk bekerja.

Kemudian saya akan berkomunikasi dengan sekolah (wali kelas/panitia study tour) tentang kesulitan yang saya alami, barangkali ada solusi karena saya masih ingin ikut.


  1. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Keputusan telah dibuat yaitu menyerahkan uang ke ayah. Dengan begitu 1 permasalahan yang mendesak telah selesai. Ayah bisa menuntaskan tanggung jawabnya ke korban. Dengan begitu beliau bisa lebih fokus bekerja dan bisa menabung kembali. Saya sebagai Andika juga merasa tenang meski mungkin terancam tidak bisa ikut study tour. Tapi saya yakin dengan masih ada jalan yang bisa ditempuh dengan berkomunikasi dengan pihak sekolah.


Selanjutnya, di bawah ini adalah beberapa pertanyaan pengayaan, CGP dapat memilih 2 (dua) dari 4 (empat) pertanyaan berikut untuk dijawab berdasarkan analisis studi kasus CGP diatas. 

  1. Dari kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, apakah ada langkah-langkah yang Anda anggap  lebih penting daripada langkah lainnya, mengapa?

Tidak ada, semuanya penting dan sistematis


  1. Selain kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, menurut Anda apa lagi yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin pembelajaran dalam memastikan keputusannya adalah keputusan yang tepat?

Bertanya pada hati nurani


  1. Bila Anda menerapkan 9 langkah tersebut, apakah dapat dipastikan bahwa keputusan yang Anda ambil akan bisa mengakomodasi semua pemangku kepentingan (stakeholder) sekolah? Mengapa?

Hampir pasti iya, karena semua aspek telah dipertimbangkan, semua lini sudah diperhitungkan, semua hal sudah dipikirkan


  1. Menurut Anda, bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan budaya sekolah dalam pengambilan keputusan di dalam situasi dilema etika?

Sangat penting, karena ketika nilai-nilai dan budaya sekolah sudah terbiasa dengan keputusan yang bijak dan rasional maka hati nurani warga sekolah akan terusik bilamana terjadi keputusan yang bertentangan dengan etika dan rasa keadilan


Friday, April 8, 2022

1.2.a.10 Aksi Nyata - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Video berikut mendeskripsikan tentang kegiatan aksi nyata dari modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak.

Gambaran berikut hanya implementasi dari salah satu Nilai dan Peran Guru Penggerak

Semoga bermanfaat.



Tuesday, April 5, 2022

Tugas 2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching


Instruksi Penugasan

  • Buatlah sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.

  • Bacalah pertanyaan-pertanyaan panduan berikut untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut.

    • Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai peran Anda sebagai Penuntun (Sistem Among) atau seorang Coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di Modul 2 yakni Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Emosi dan Sosial. 

    • Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul 2.3 bagaimana keterampilan coaching dapat membantu profesi Anda sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. 

  • Unggahlah bagan atau artikel ini pada laman LMS.


Filosofi KHD menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Oleh karena itu dalam kegiatan coaching guru berperan sebagai sebagai  penuntun atau coach untuk menumbuhkan dan memberdayakan potensi siswa. 

Dengan kegiatan coaching itu guru dapat membantu dan mendampingi siswa mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar sehingga mereka dapat mengeksplorasi diri dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki.


Dalam menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional, guru pasti akan menemui berbagai macam tantangan khususnya permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Ketika hal ini terjadi Pendekatan Coaching mutlak diperlukan untuk menuntun siswa agar mampu menemukan sendiri solusi dari permasalahan mereka. Keberagaman karakteristik siswa bisa jadi isu penting bilamana guru sebagai coach tidak mempunyai keterampilan coaching yang mumpuni.

Selain itu penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional akan membawa dampak yang semakin nyata apabila guru mempunyai kemampuan coaching yang baik sehingga dapat melejitkan potensi siswa dengan maksimal.


Keterampilan coaching dapat membantu profesi saya sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. Ketika guru menerapkan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan siswa serta memberikan ruang untuk tumbuh kembangnya keterampilan sosial emosional maka siswa jelas membutuhkan bimbingan dan pendampingan agar mereka dapat menemukan potensi atau pun minatnya, mengembangkan dan pada akhirnya melejitkannya. 

Konsep pendampingan dengan Sistem Among merupakan upaya memanusiakan siswa sebagai seorang manusia (humanisasi). 

Menilik kembali filosofi Ki Hajar Dewantara tentang peran utama guru maka memahami pendekatan Coaching menjadi selaras dengan Sistem Among sebagai salah satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk menuntun kekuatan kodrat siswa, dan jelas hal tersebut sangat berpihak kepada anak. Pembelajaran Berdiferensiasi jelas mengakomodasi keberagaman karakteristik yang terdapat pada siswa. Sehingga mereka akan mendapatkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar mereka. Keterampilan coaching guru sangat menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang bermakna tersebut.


Tugas 2.3.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Coaching

 


  1. Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee? 


Yang harus dilakukan coach adalah menuntun siswa merumuskan tujuan yang ingin dicapai, kemudian mengarahkan siswa agar bisa mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Setelah itu baru merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dan yang terakhir coach harus memastikan komitmen dari coache sebagai bentuk tanggung jawab yang akan dilakukan oleh mereka.


  1. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)


Cara coach memberi respon terhadap situasi yang dihadapi coachee adalah dengan memberikan perhatian penuh pada apa yang disampaikan coachee dengan bahasa tubuh yang sangat tepat sehingga coache merasa diperhatikan dan terlihat nyaman. Selain itu  coach juga mampu melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang efektif kepada coachee dan mampu menuntun coachee menemukan solusi secara mandiri dari permasalahan yang sedang dihadapi.

Sehingga diharapkan dengan bersikap seperti itu coachee akan dengan sukarela mengatakan permasalahannya dan bersemangat untuk mengatasi permasalahannya tersebut.


  1. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?


Praktek coaching model TIRTA sangat mungkin untuk dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah saya khususnya untuk mencari solusi bilamana guru dan siswa sedang mengalami masalah. 

Tantangan utama saya dalam melakukan praktek coaching model TIRTA adalah kurangnya pengalaman dalam dalam penerapan praktik coaching model ini ke siswa maupun rekan sejawat. Selama ini coaching yang saya lakukan berdasar naluri seorang guru saja. Namun semuanya perlu proses, dan saya yakin saya akan mampu melakukan coaching model ini kepada siswa maupun rekan sejawat. 


  1. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?


Yang mungkin dapat membantu saya melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah adalah rekan sejawat khususnya guru BK, wali kelas dan teman sesama CGP yang sudah mendapatkan materi tentang ini. 

Saya melibatkan mereka sebagai kolaborator dan observer saat melakukan praktek coaching ini ke siswa.


Saturday, April 2, 2022

Tugas 2.2.a.6. Refleksi Terbimbing - Pembelajaran Sosial dan Emosional


1.   Sebutkan 3 hal menarik yang telah Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.

Hal menarik yang telah saya pelajari:

a.  Pembelajaran Sosial Emosional

Buku pemantik di masa lalu
 

Bertahun-tahun lalu saya pernah membaca buku berjudul Revolusi Kecerdasan Abad 21: Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence atas IQ karya Agus Effendi yang diterbitkan tahun 2005.

Saya dapatkan buku itu di perpustakaan sekolah saat sedang mencari-cari buku baru yang ada. Saya baca tuntas buku tersebut dan buku itu berhasil membuka mindset saya tentang bagaimana melihat dan memahami siswa dengan cara berbeda. Dan ketika saya mempelajari materi PSE di PGP saat itu saya langsung tersentak, berasa de javu. PSE sangatlah mendesak untuk diterapkan di dalam kelas-kelas agar dapat mendorong tumbuh kembang siswa baik aspek kognitif, fisik, sosial dan emosional.

Pembelajaran ini melatih soft skill siswa secara holistik. Siswa bahkan pendidik membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosialnya.  Ketrampilan-ketrampilan tersebut sangat dibutuhkan siswa untuk bertahan hidup dan menghadapi tantangan abad 21 yang semakin kompleks. 

 

b. Kesadaran Penuh (Mindfulness)

Mindfulness merupakan hal yang benar-benar baru bagi saya. Dan itulah yang membuat saya sangat tertarik. Memang istilah tersebut terkesan baru tapi ternyata saya sering mempraktikkannya tanpa memahami bahwa hal itu merupakan praktik dari mindfulness misal, hal sederhana seperti jalan kaki pagi hari di area persawahan atau saya biasa menyebutnya Green Therapy. Mindfulness menyediakan cara bagi setiap orang untuk menikmati setiap momen dan memberikan rasa ketenangan, terlepas dari situasi apapun yang mengelilingi kita. Hal tersebut menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua.

 

c. Beberapa latihan, cara-cara atau strategi penerapan berkesadaran penuh (mindfulness) dalam pembelajaran sosial dan emosional yang dapat diterapkan guru di dalam kelas, lingkungan sekolah dan komunitas, misal  teknik STOP merupakan akronim dari: Stop/ Berhenti, Take a deep Breath/ tarik nafas dalam, dan keluarkan, Observe/ Amati yang dirasakan pada tubuh, Proceed/ lanjutkan kembali aktivitas.

Latihan sederhana seperti teknik STOP sangat menarik bagi saya karena hal ini sesuatu yang baru dan belum pernah saya terapkan di kelas. Setelah ini saya tertarik untuk mempraktekannya di dalam kelas.

 

2. Sebutkan 2 hal penting yang Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.

a.               Kompetensi Sosial Emosional CASEL

KSE yang meliputi Pengelolaan Emosi dan Fokus Empati, Kemampuan kerja sama dan resolusi konflik, Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab dan Pengenalan Emosi merupakan hal yang sangat penting bagi saya untuk dipelajari karena kompetensi tersebut tidak hanya bermanfaat untuk siswa namun juga untuk diri sendiri. Saya sebagai pendidik dan siswa membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosial dengan baik.

b. Kesadaran Penuh (Mindfulness)

Bagi saya Mindfulness merupakan hal yang sangat penting yang telah saya pelajari karena materi ini memberikan bekal luar biasa bagi saya sebagai pribadi maupun pendidik dalam mengelola emosi diri. Selain itu Mindfulness dapat juga bermanfaat bagi siswa apabila benar-benar diterapkan dalam pembelajaran. Kesadaran penuh (Mindfulness) adalah teknik yang dapat membantu kita mengelola proses mengelola emosi secara lebih efektif dengan membangun keterampilan konsentrasi, perhatian dan kapasitas untuk mengarahkan kesadaran kita dengan cara tertentu.

 

3. Sebutkan 1 hal yang Anda ingin coba dan terapkan dalam kelas! Jelaskan alasan Anda! 

Saya ingin menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional di dalam kelas-kelas agar dapat mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik, baik aspek kognitif, fisik, sosial dan emosional. Dengan begitu mereka akan memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional tersebut.

 

PEKAN LITERASI SEKOLAH

                                                                         Pembuatan Pojok Baca                                               ...